Jumat, 28 November 2014

Bencana Alam Kebakaran Hutan Di Indonesia


Kebakaran Hutan Di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu Negara tropis yang memiliki wilayah hutan terluas kedua di dunia. Keberadaan hutan ini tentunya merupakan berkah tersendiri. Hutan merupakan ekosistem alamiah yang keanekaragaman hayatinya sangat tinggi. Keberadaan hutan di Indonesia sangat penting tak hanya untuk bangsa Indonesia tetapi juga bagi semua makhluk hidup di bumi. Hutan di Indonesia sering dijuluki sebagai paru-paru dunia. Hal ini wajar mengingat jumlah pepohonan yang ada di dalam kawasan hutan ini bisa mendaur ulang udara dan menghasilkan lingkungan yang lebih sehat bagi manusia. Sayangnya, akhir-akhir ini kebakaran hutan di Indonesia semakin sering terjadi. Penyebabnya bisa beragam yang dibagi ke dalam dua kelompok utama, alam dan campur tangan manusia. Menurut data statistik, kebakaran hutan di Indonesia sebanyak 90 % disebabkan oleh manusian dan selebihnya adalah kehendak alam. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1NJwmFnWGUn8hmRIs_6Iq9Dm2wHYV_9ibB7ZomCb6yl3KtAssPh5I5I66uYZqbU4Pj1R7xEBYbaSOpMdPWEOQMnjO2Sd8DfYHoOwFrK-_4EhomRpvJpH7cyjdbDmB3rR9ZOhURw6M5IA/s320/kebakaran-hutan-1.jpg
Kebakaran hutan di Indonesia
 adalah peristiwa dimana hutan yang digologkan sebagai ekologi alamiah mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh aktfitas pembakaran secara besar-besaran. Pada dasarnya, peristiwa ini memberi dampak negatif maupun positif. Namun, jika dicermati, dampak negatif kebakaran hutan jauh lebih mendominasi ketimbang dampak positifnya. Oleh sebab itu hal ini penting untuk dicegah agar dampak negatifnya tidak merugikan manusia terlalu banyak. Salah satu upaya pencegahan yang paling mendasar adalah dengan memahami penyebab terjadinya kebakaran hutan di Indonesia. Di dalam Kamus Kehutanan yang diterbitkan oleh Kementrian Kehutanan RI, disebutkan bahwa kebakaran hutan disebabkan oleh alam dan manusia. Konteks alam mencakup musim kemarau yang berkepanjanganjuga sambaran petir. Sementara faktor manusia antara lain kelalaian membuang punting rokok, membakar hutan dalam rangka pembukaan lahan, api unggun yang lupa dimatikan dan masih banyak lagi lainnya. 

Dampak buruk kebakaran hutan bagi kehidupan manusia:

1.       Kebakaran hutan akan menyebarkan sejumlah emisi gas karbon ke wilayah atmosfer dan berperan dalam fenomena penipisan lapisan ozon.
2.       Dengan terbakarnya hutan, satwa liar akan kehilangan rumah tempat mereka hidup dan mencari makan. Hilangnya satwa dalam jumlah yang besar tentu akan berakibat pada ketidakseimbangan ekosistem.
3.       Hutan identik dengan pohon. Dan pepohonan identik sebagai pendaur ulang udara serta akarnya berperan dalam mengunci tanah serta menyerap air hujan. Jika pepohonan berkurang, dipastikan beberapa bencana akan datang seperti bajir atau longsor.
4.       Kebakaran hutan di Indonesia akan membuat bangsa kita kehilangan bahan baku industri yang akan berpengaruh pada perekonomian.
5.       Jumlah hutan yang terus berkurang akan membuat cuaca cenderung panas.
6.       Asap dari hutan akan membuat masyarakat terganggu dan terserang penyakit yang berhubungan dengan pernapasan.
7.       Kebakaran hutan bisa berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke sebuah Negara.

Penyebab Terjadinya Kebakaran Hutan

1.       Memperhatikan wilayah hutan dengan titik api (hot spot) cukup tinggi terutama lahan gambut di musim panas dan kemarau yang berkepanjangan.
2.       Dilarang membuka ladang atau lahan pertanian dengan cara membakar hutan.
3.       Dilarang meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan.
4.       Tidak membuat arang di hutan.
5.       Tidak membuang puntung rokok sembarangan di dalam hutan.

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi kemungkinan atau terjadinya kebakaran hutan:

1.       Membuat menara pengamat yang tinggi berikut alat telekomunikasi.
2.       Melakukan patroli keliling hutan secara rutin untuk mengatasi kemungkinan kebakaran.
3.       Menyediakan sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan.
4.       Melakukan pemotretan citra secara berkala, terutama di musim kemarau untuk memantau wilayah hutan dnegan titik api cukup tinggi yang merupakan rawan kebakaran.

Apabila terjadi kebakaran hutan maka cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan adalah sebagai berikut:
1.       Melakukan penyemprotan air secara langsung apabila kebakaran hutan bersekala kecil.
2.       Jika api dari kebakaran bersekala luas dan besar, kita dapat melokalisasi api dengan membakar daerah sekitar kebakaran dan mengarahkan api ke pusat pembakaran, yaitu umumnya dimulai dari daerah yang menghambat jalannya api seperti sungai, danau, jalan, dan puncak bukit.
3.       Melakukan penyemprotan air secara merata dari udara dengna menggunakan helikopter atau pesawat udara.
4.        Membuang hujan buatan.





Solusi Kebakaran Hutan

Dengan melihat berbagai penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan, maka dapat diupayakan tindakan pencegahan secara dini, sehingga kebakaran hutan dan lahan tidak terulang setiap tahun dalam skala besar seperti yang terjadi setiap tahun.

Upaya tindak lanjut yang perlu ditempuh Pemerintah dalam mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan ini adalah :
1.       Pemberdayaan masyarakat dan lembaga masyarakat adat terutama yang berada di sekitar kawasan hutan
2.       Menetapkan suatu batas kawasan dan redeliniasi dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh adat, sehingga batas kawasan tersebut betul-betul diakui sepenuhnya oleh masyarakat
3.       Menggalakkan program Pemerintah dalam pemanfaatan hutan oleh masyarakat di sekitar kawasan hutan lindung yang telah banyak memberi hasil yan positif
4.       Perlu ada suatu pola pengelolaan kawasan hutan lindung dan hutan produksi terbatas yang merupakan zone penyangga bagi taman nasional dengan melibatkan masyarakat
5.       Meningkatkan kegiatan rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan dengan berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dimasa yang akan datang
6.       Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan berbagai pola seperti pola hutan rakyat dengan sistem kerjasama dengan masyarakat
7.       Kegiatan lain yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat namun berpihak kepada aspek pencegahan kebakaran hutan.

Mitra kehutanan yang bergerak dibidang pengendalian kebakaran hutan masih tergolong sedikit dan pesan aktif dari mitra yang sudah ada juga belum maksimal, sehingga dirasakan perlu untuk menentukan pola yang tepat dalam operasional dari mitra dan akhirnya peran mitra dapat membantu kestabilan gangguan terhadap hutan khususnya kejadian kebakaran hutan dan lahan yang setiap tahun terjadi.

Berbagai upaya pengendalian kebakaran hutan yang Pemerintah telah lakukan dalam menggalang kekuatan diantaranya adalah kerja sama dengan pihak luar, baik atas nama pemerintah negara tertentu maupun organisasi yang bergerak di dunia internasional, dimana beberapa diantaranya telah beberapa lama melakukan kegiatan pengendalian kebakaran hutan  di Indonesia.

Berbagai negara maupun organisasi telah mengambil bagian dalam pengendalian kebakaran hutan di Indonesia sejak lama dan beberapa diantaranya sudah memberikan hasil yang nyata dan cukup menggembirakan, diantaranya JICA Jepang di TN Gunung Palung, Way Kambas, Berbak, Bukit Tiga Puluh serta pengadaan sapras di berbagai propinsi, GTZ di Kalimantan Timur, Uni Eropa di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, UNDP, ADB di berbagai propinsi, USDA, EU, CIDA Canada di Kalimantan Barat, ITTO di TN Betung Kerihun, Kalimantan Barat dan berbagai organisasi lainnya.

Bentuk-bentuk kegiatan yang telah dilakukan adalah berupa penyediaan sarana dan pra sarana pengendalian kebakaran hutan seperti pembangunan satelit pemantauan hot spot maupun asap yang banyak membantu selama ini, pengadaan sarana pemadaman kebakaran,  peningkatan  kuantitas dan kualitas petugas, pembinaan kepada masyarakat khususnya masyarakat sekitar hutan, penyuluhan pada media massa maupun pada sekolah-sekolah, pilot project pencegahan kebakaran hutan pada beberapa daerah rawan kebakaran, kegiatan penelitian  dan kegiatan pencegahan dini kebakaran hutan serta berbagai kegiatan yang lain yang pada intinya akan mencegah dan menanggulangi kejadian kebakaran hutan di Indonesia.

Beberapa jenis kegiatan yang telah dilakukan oleh pihak luar yang patut ditiru oleh para pengambil kebijakan di tanah air yang diyakini mampu mencegah terjadinya kebakaran hutan diantaranya peningkatan peran serta masyarakat dalam mengelola hutan serta pemberdayaan masyarakat dalam mengelola lahan mereka. Bentuk kegiatan yang disponsori oleh pihak luar  khususnya yang langsung terkait dengan masyarakat sekitar hutan adalah :
1.       Pembuatan jalur hijau yang membatasi kawasan hutan dengan lahan miliknya dengan menanam tanaman yang bermanfaat ganda seperti  tanaman pinang, sengon, lamtoro, asam yang dapat membatasi meluasnya kebakaran dan dapat pula dimanfaatkan tumbuhannya
2.       Pembuatan parit tanggul yang berfungsi sebagai penghalang meluasnya kebakaran dan dapat pula sebagai sumber air untuk mengaliri kebun mereka
3.       Pembuatan pagar pengaman yang berfungsi sebagai pengaman hama binatang agar tanaman masyarakat terhindar dari serangan hama
4.       Pemberian bantuan berbagai macam bibit yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga masyarakat tidak tergantung kepada hutan yang sudah barang tentu resiko terjadinya kebakaran cukup tinggi

Dampak kebakaran hutan dan lahan dapat dikategorikan secara umum yaitu :
1.       Lingkungan fisik - tanah - air - iklim (udara)
2.       Lingkungan biotik - flora/fauna
3.       Sosial, ekonomi dan kesehatan


Sikap saya mengenai kebakaran hutan:

Karena penyebabnya kebakaran hutan ini beragam dan terbagi ke dalam dua kelompok utama, alam dan campur tangan manusia. Menurut data statistik, kebakaran hutan di Indonesia sebanyak 90 % disebabkan oleh manusian dan selebihnya adalah kehendak alam. Faktor kebakaran hutan terutama karena ulah manusia maka, masyarakat yang hidup dan tinggal didekat hutan haru dapat menjaga hutannya karen ahutan salah satu penyimpan oksigen terbanyak bagi kelangsungan hidup manusia juga. Karena tanpa adanya hutan yang rindang serta bersih manusia tidak bisa bernafas dengan bersih.


IKA DESTY WULANDARI
1PA17
15514125
FAKULTAS PSIKOLOGI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar