Selasa, 10 November 2015

TUGAS 2

TUGAS KE-2

1.    ASPEK PSIKOLOGIS DARI INDIVIDU PENGGUNA INTERNET
A. FENOMENA IDENTITAS DIRI MELALUI INTERNET:
                Melalui identitas online konsisten dengan teori-teori pembentukan sosial. Identitas online dapat digunakan untuk mengeksplorasi aspek-aspek diri, memfasilitasi kesadaran diri yang lebih besar dan menjadi katalis untuk perubahan positif. Bahkan identitas online justru memfasilitasi flexible selves seseorang yang merupakan adaptasi yang wajar dan perwujudan eksplorasi diri. Dunia maya juga memfasilitasi keterbukaan emosional di ruang maya yang membuat individu mampu mengekspresikan diri dan dimengerti. Hubungan yang berarti terbentuk di dunia maya, kerena media ini secara natural memfasilitasi individu memaparkan diri lebih intim denga mediasi layar dan nama samaran.
                 Transparansi membuat masyarakat sekarang berbuat maupun mencari sesuatu yang kredibel. Orang tidak gampang dibohongi. Semua jejak rekam kita ada di dalam internet. Kita dituntut bisa hidup otentik. Namun di sini lain, internet juga menyuguhkan ketidakotentikan yang ujungnya ketidakkredibelan.
                Contoh kasus, maraknya akun-akun palsu di media sosial yang mempunyai daya pengaruh kuat (di Twitter, misalnya Benny Israel). Selain itu, muncul gerakan Anonymous di media sosial. Belum lagi dengan Net-Terrorist yang doyan merusak dan mencari masalah di internet. Hal ini yang justru melahirkan ketidakpercayaan. Di internet, kita bisa kelihatan jati diri kita tapi juga bisa menyembunyikan jati diri kita. Lain contoh adalah kejahatan maupun penipuan online, melalui Facebook yang selama ini marak. Fenomena kepribadian ganda juga bisa masuk di sini.
Dunia virtual memang bukan dunia real. Kartunis Peter Steiner pernah mengirim karikatur seekor anjing sedang bermain internet dan dipublikasikan di The New Yorker, 5 Juli 1993 dengan tulisan “On the internet, nobody knows you’re a dog.” Sementara itu, pemikir Prancis Jean Baudrillard menandaskan dunia sekarang semakin masuk ke hipperrealitas di mana kita tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang bukan. Perasaan kita bisa turut lebih hanyut pada penderitaan tokoh dalam sinetron yang notabene tidak nyata daripada tersentuh dengan nasib tetangga yang nyata ada dan sedang kena musibah. Psikolog John Suler, seperti dikutip dari buku “Facebook and Philosophy: What’s on Your Mind?” (2010), mengatakan bahwa dunia online telah memicu “disinhibition effect” di mana orang lebih gampang menampilkan kesejatian dirinya (self-disclose) bila dibanding dalam dunia nyata. Di sini, orang bisa mengeluarkan semua isi hati, kekesalan, kritikan, komentar provokatif, dan sebagainya.


2. ASPEK DEMOGRAFIS DARI INDIVIDU PENGGUNA INTERNET DARI GENDER (DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF)

Dampak positif internet:
                Dilihat dari segi positif nya internet memiliki banyak sekali dampak yang sangat luar biasa hebatnya pada dunia pengetahuan. Para wanita karir maupun ibu rumah tangga kini dapat memiliki banyak sumber dan pedoman serta informasi-informasi untuk dunia kerja maupun keperluan sehari-hari misalnya : informasi untuk pekerjaan ,informasi resep makanan bagi ibu rumah tangga.
                Selain program didalam dunia kerja, internet juga menawarkan aplikasi berbentuk permainan elektronik yang pada umumnya tidak secara khusus diberi muatan pendidikan formal tertentu. Permainan elektronik tersebut membantu wanita karier untuk menghilangkan kejenuhan dalam berkerja, membuat strategi, membangkitkan semangat kepemimpinan, dan bermain peran (role play).

                Internet juga bisa menjadi tempat bisnis bagi wanita yaitu dengan online shop dengan begitu wanita bisa mempunyai penghasilan sendiri namun ia tetap bisa dirumah mengurus keluarganya .

Internet telah banyak membantu manusia dalam segala aspek kehidupan sehingga internet mempunyai andil penuh dalam kehidupan sosial. Dengan adanya internet apapun dapat kita lakukan baik positif maupun negative.

Dampak negatif internet

1)    Kejahatan di dalam dunia maya
2)    Pornografi
3)    Kekejaman dan Kesadisan
4)    Penipuan
5)    Penipuan belanja online
6)    Perjudian
7)    Mengurangi sifat sosial manusia

3.        KASUS INTERNET ADDICTION DISORDER
1.      Di Beijing-China,Wang seorang ABG yang kecanduan internet menikam ibunya hingga tewas karena sang ibu menolak memberikan uang untuk pergi ke warnet. Bahkan ketika ayahnya datang, Wang langsung menikan ayahnya walaupun tidak sampai tewas. Belakangan ini Wang memang sedang kecanduan internet. Berjam-jam dia habiskan setiap harinya hanya demi berinternet.
2.      Sekitar 4 juta remaja di China kecanduan Game online yang tidak sehat sehingga mereka keasyikan menghabiskan waktunya di warnet game online daripada bermain di dunia nyata. Hal ini membuat prihatin kebanyakan orang, karena kecanduan internet dapat menyebabkan kepekaan seseorang terhadap kehidupan sosialnya berkurang. Sebagai respon terhadap hal ini, Sebuah komite di parlemen pun meminta pengawasan yang lebih ketat terhadap game internet yang dinilai punya konten ilegal atau tidak pantas seperti menampilkan kekerasan, pornografi dan bahkan game yang tidak patriotik. Juga dianggap perlu adanya teknologi yang bisa memutus otomatis permainan game jika orang sudah terlalu lama bermain.

CARA MENCEGAH DAN SOLUSI:
Mencegahnya dengan mengawasi anak saagt menggunakan ineternet, dan tidak membiarkan anak untuk selalu berada didepan gadget atau tablet
Solusinya dengan memberi banyak aktivitas seperti menyarankan sang anak untuk belajar berorganisasi agar banyak kegiatan diluar rumah yang lebih bermanfaat.

4.        ETIKA DALAM PENELITIAN INTERNET (PUBLIKASI ONLINE)
1.Menghormati martabat subjek penelitian
Penelitian yang dilakukan harus menjunjung tinggi martabat seseorang (subjek penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi subjek juga harus dihargai.
2.Asas kemanfaatan
Penelitian yang dilakukan harus mempertimbangkan manfaat dan resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko/dampak negatif yang akan terjadi. Selain itu, penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus menjaga kesejahteraan manusia.
3.Berkeadilan
Dalam melakukan penelitian, setiap orang diberlakukan sama berdasarkan moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun subjek juga harus seimbang.
4.Informed consent
Informed consent merupakan pernyataan kesediaan dari subjek penelitian untuk diambil datanya dan ikut serta dalam penelitian. Aspek utama informed consent yaitu informasi, komprehensif, dan volunterness. Dalam informed consent harus ada penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan. Baik mengenai tujuan penelitian, tatacara penelitian yang akan dilakukan, manfaat yang akan diperoleh, kemungkinan resiko yang akan terjadi, dan adanya pilihan bahwa subjek penelitian dapat menarik diri kapan saja.

5.     5.  FAKTOR PENYEBAB PLAGIAT DAN UPAYA TIDAK PLAGIAT
Plagiat atau Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karya, karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain serta menjadikannya seolah karya, karangan, dan pendapatnya sendiri. Plagiat merupakan suatu tindakan mencuri hak cipta orang lain. Orang yang melakukan tindakan  plagiat disebut plagiator.
Terdapat beberapa faktor penyebab seseorang melakukan tindakan plagiat, antara lain :
a.        Kesuntukan masa dan tiada idea dalam menyiapkan sesuatu tugasan
b.       Tiada kemahiran dalam melakukan penyelidikan
c.        Sikap mereka yang melakukan plagiat itu sendiri
d.       Kurang pendedahan tentang plagiat dan undang-undang hak cipta
Beberapa faktor yang menyebabkan seorang mahasiswa melakukan tindakan plagiat, yaitu :
a.Malas
Mahasiswa menjadi jenuh dan malas karena selalu dihadapkan dengan tugas yang menumpuk dan deadline tugas yang hampir bersamaan. Hal ini tentu saja membuat mahasiswa kurang optimal mengerjakan tugasnya. Tidak jarang  mahasiswa mengerjakan tugas dengan jalan pintas, yaitu melakukan copy pasteatau plagiarisme dari hasil pekerjaan teman atau hasil browsing di internet.
b.Tidak Percaya Diri
Tidak percaya diri juga menjadi suatu hal yang mendasari seseorang untuk melakukan copy paste. Ketidaksiapan seseorang dalam membuat suatu tugas yang menyebabkan hal ini dapat terjadi. Maka dari itu, mahasiswa harus menanamkan rasa percaya diri di dalam diri mereka.
c.Penyalahgunaan Teknologi
Kemajuan teknologi telah memperkenalkan internet kepada mahasiswa. Dengan menggunakan internet, mahasiswa mendapatkan kemudahan untuk memperoleh referensi. Tanpa berpikir panjang, mahasiswa melakukan copy  paste tanpa mencantumkan sumber copy-an dari referensi tersebut. Bahkan tidak jarang mahasiswa mengumpulkan tugas dari hasil copy paste tanpa adanya pengeditan terlebih dahulu.

Cara Menghindari Plagiarisme
a. Menumbuhkan integritas pada diri sendiri sehingga senantiasa dapat menjaga dan membantu diri dari perbuatan copy paste tanpa menyebutkan sumber asal.
b. Menggunakan software anti plagiarisme. Dengan menggunakan software ini, maka tindakan atau praktik-praktik plagiarisme akan terdeteksi.
c. Menanamkan moral anti plagiat dalam diri sendiri. Seseorang harus percaya diri dalam mengerjakan tugasnya. Yang dicari bukanlah nilai yang baik dalam mengerjakan tugas, melainkan ilmu yang bermanfaat.
d. Memberi penghargaan terhadap karya orang yang tidak melakukan tindakan plagiat. Hal ini sangat berguna untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam menciptakan hasil karya sendiri.
c. Tindakan yang tegas bagi para plagiator.

SUMBER:
http://salsabilasetiawan.blogspot.co.id/2014/01/publikasi-online-etika-dalam-penelitian.html